PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tumbuhan
tersebar dibelahan bumi mana saja dengan spesies yang berbeda. Dimulai dari
morfologi, anatomi yang berbeda-beda. Pada dasarnya tumbuhan dikelompokkan
menjadi beberapa golongan dari beberapa aspek diantaranya dikelompokkan kedalam
tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah. Dimana tumbuhan tingkat
tinggi dibagi menjadi tida aspek, yaitu Pteridophyta (tumbuhan paku atau
penghasil spora), Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka), dan Angiospermae
(tumbuhan biji tertutup). Sedangkan contoh tumbuhan tingkat rendah adalah Alga
dan Fungi.
Pengamatan tentang
keanekaragaman tanaman bisa dilakukan dengan mengidentifikasinya. Identifikasi
merupakan cara untuk menentukan nama suatu tanaman yang benar dan tempatnya
yang benar dalam sistem klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2006). Adapu cara yang dapat dilakukan dalam proses
identifikasi diantaranya, kunci taksonomi, tulisan deskripsi tumbuhan,
membandingkan dengan specimen, membandingkan dengan gambar, penentuan ahli
(Simpson, 2006).
Tujuan
1. Untuk
mengetahui identifikasi tumbuhan Ageratum
conyzoides.
2. Untuk
mengetahui cara pembuatan Herbarium Ageratum
conyzoides.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
IDENTIFIKASI
TUMBUHAN
Identifikasi
dapat diartikan sebagai pengenalan termasuk nama, tempat dalam klasifikasi.
Mungkin termasuk tumbuhan yang belum dikenal (belum diketahui namanya) atau
tumbuhan yang masih dalam perdebatan tempatnya dalam klasifikasi.
Menurut Tjitrosoepomo (2006)
identifikasi adalah menentukan namanya yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi, yang dalam hal ini tidak lain dari pada melakukan
identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas suatu
tumbuhan.
Identifikasi
tumbuhan merupakan kegiatan dasar dalam taksonomi. Identifikasi tumbuhan ini
mencangkup dua kegiatan yaitu klasifikasi dan tata nama. Jadi identifikasi
tumbuhan adalah menentukan persamaan dan perbedaan antara dua specimen tanaman
atau tumbuhan , kemudian apakah keduanya sama atau tidak, baru setelah itu
kemudian member nama.
Untuk
mengidentifikasi tumbuhan yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat
pembanding berupa gambar, specimen tumbuhan yang sudah diketahui namanya, atau
kunci identifikasi. Kunci identifikasi disebut juga kunci diterminasi.
Menurut Simpson (2006) ada berbagai cara dalam
melakukan proses identifikasi diantaranya:
1. Kunci taksanoni ( taxanomy key)
2.
Tulisan
deskripsi tumbuhan (written description)
3.
Membandingkan
dengan specimen ( specimen comparison)
4.
Membandingkan
dengan gambar (image comparison)
5.
Penentuan ahli
(expert determination)
B.
HERBARIUM
Herbarium
berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang
dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi specimen
yan gtelah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi.
Herbarium
merupakan suatu specimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan
melalui metode tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuan
tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan tanaman yang kering untuk
keperluan studi maupun pengertian, tidak boleh diabaikan. Yaitu melalui
pengumpulan, pengeringan, pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium
(Steenis, 2006).
Fungsi
herbarium secara umum adalah :
1. Sebagai
pusat referensi
Merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli
taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pencinta
alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
2. Sebagai
lembaga dokumentasi
Merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari
taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan
lain-lain.
3. Sebagai
pusat penyimpanan data
Ahli kimia
memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk
mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya.
Herbarium
merupakan awetan tumbuhan yang penting untuk mengenali, mengidentifikasi
tumbuhan. Koleksi herbarium sangat penting dalam ilmu taksonomi tumbuhan atau
sistematika tumbuhan.
Herbarium
terbagi atas herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium kering adalah
herbarium yang dibuat dengan cara pengeringan, namun terlihat cirri-ciri
morfologinya sehingga masih bisa diamati (Ardiawan, 2010). Sedangkan herbarium
basah adalah specimen yang tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu
larutan yang dibuat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda
(Tjitrosoepomo, 2005).
Herbarium
dibuat dari specimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau
kerusakan fisik lain. Timbuhan berhabitus pohon, dan semak disertakan ujung
batang, daun, bunga, buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh
habitus. Herbarium kering digunakan untuk specimen yang mudah dikeringkan,
misalnya daun, batang, bunga, akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk
specimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2004).
Cara
pembuatan herbarium :
a. Mounting/
Penempelan
Specimen
yang sudah kering dijahil lalu dilem di atas karton
Gunakan
kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29x43 cm
Untuk
tumbuhan Palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar, 1 spesimen dimounting
pada beberapa lembr kertas
b. Labeling
Label
yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan disudut
kiri atau sudut kanan bawah
Specimen
dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi
Dianjurkan
membuat label kosong untuk memungkinkan perubahan nama
c. Pengasapan
dan peracunan (furnigasi)
Sebelum memasukan specimen ke herbarium terlebih dahulu harus diasap dengan
carbon bisulfida dalam ruangan tertentu. Meteode lain dapat dilakukan dengan
menambahkan Kristal paradiklorobenzen. Umumnya fumigasi umumnya specimen
disusun ke dalam kotak atau lemari khusus berdasarkan alphabet
C.
Ageratum conyzoides
Ageratum conyzoides tergolong dalam kelas tumbuhan kelas dikotil
dan ordo Aterales dan family Asteraceae. Bangsa Asteraceae biasanya berupa
herba 1 tahun, tegak atau berbaring dan dari bagian ini keluar akarnya. Batang
berbentuk bulat, berambut panjang. Daun bawah berhadapan dan bertangkai cukup
panjang yang teratas tersebar dan bertangkai pendek, helaian daun bulat telur,
beringgit, kedua sisinya berambut panjang, sisi bawah juga dengan kelenjar yang
duduk. Bongkol bunga berkelamin satu macam, atau lebih berkumpul jadi karangan
bunga bentuk malai rata yang terminal. Daun pembalut 2-3 lingkaran, runcing,
tidak sama, berambut sangat jarang, gundul. Dasar bunga bersama tanpa sisik.
Bunga sama panjang dengan daun pembalut. Mahkota dengan tabung sempit dan
pinggiran sempit bentuk lonceng berlekuk. Buah keras persegi runcing, panjang
(Steenis, 2006).
D. METODOLOGI
A.
Lokasi dan
Waktu
Kegiatan pemberian proyek indiviu
Identifikasi Tumbuhan dilaksanakan di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Oktober Desember
2014 pada pukul 15.30 sampai 16.30 WIB. Dan kegiatan pembuatan herbarium di
laksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta pada 9 Desember 2014 pada pukul 13.00 WIB.
B.
Metode atau
Cara Kerja
a.
Mengamati
spesimen Ageratum conyzoides yang telah diberikan
b.
Membuat
deskripsi dari spesimen Ageratum conyzoides
c.
Menggunakan
kunci determinasi untuk mengidentifikasi spesimen Ageratum conyzoides
d.
Membuat
klasifikasi lengkap dari spesimen Ageratum conyzoides
e.
Membuat
herbarium
C.
Alat dan Bahan
a.
Sasak untuk
mengepres spesimen
b.
Collector book
/ Blanko etiket /Etiket gantung
c.
Gunting
d.
Cutter
e.
Camera
f.
Spesimen Ageratum conyzoides
E. HASIL
PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
No
|
Tgl
|
Familia
|
Genus / Species
|
Nom indig, Nama daerah
|
Insula
|
Local (tempat)
|
Altitude, dpl (m)
|
Habitatio
|
Annonation (catatan)
|
1
|
28 Oktober 2014
|
Compositae
|
Genus:
Ageratum
Species: Agerantum conyzoides
|
Babadotan
|
Pulau Jawa
|
Taman Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
|
Herba menahun
|
Tempat : hidup di tanah datar
Frekuensi : banyak
Bentuk umum dan Ukuran : herba tinggi 0,1 – 1,2
Kulit : kulit luar tebal kurang dari 1cm, tidak beralur, kulit dalam tebal kurang dari 1cm, bau menyengat,
tanpa getah.
Bunga : berwarna putih keunguan dan memiliki bongkol yang panjang
Buah : buah yang berwarna
hitam.
|
Nama Specimen / Gambar
|
Deskripsi
|
Determinasi
|
Klasifikasi
|
Ageratum
conyzoides L
|
Herba
annual, tegak atau berbaring dan dari bagian ini keluar akarnya; 0,1 – 1,2. Batang bulat, berambut jarang.
Daun bawah berhadapan dan bertangkai cukup panjang; yang teratas tersebar dan
bertangkai pendek; helaian daun bulat telur, beringgit, 1 – 10 kali 0,5 – 6
cm, kedua sisinya berambut panjang, sisi bawah juga dengan kelenjar yang
duduk. Bongkol berkelamin satu macam, 3 atau lebih berkumpul jadi karngan
bunga bentuk malai rata yang terminal. Panjang bongkol 6 – 8 mm, pada tangkai
berambut. Daun pembalut dalam 2 – 3 lingkara, runcing, tidak sama, berambut
sangat jarang atau gundul. Dasar bunga bersama tanpa sisik. Bunga sama
panjang dengan pembalut. Mahkota dengan tabung sempit dan pinggiran sempit
bentuk lonceng, berlekuk 5, panjang 1 – 1,5 mm. Buah keras persegi 5 runcing,
panjang 2 mm. Rambut sisik pada buah
5, putih, panjang 2 – 3,5 (Steenis, 2008).
|
Menuju ke Famili
1b-2b-3b-4b-6b-7b
-9a (Golongan 4) -41a-42b-43a-44b-45a (Famili 121 Compositae)
Menuju ke Genus
1a-2b-3b-4b-5b
-11bAgeratum
Menuju ke Spesies
11. Ageratum conyzoides
Rumus bunga :
*♀♂K5 [C(5) A5] Ḡ(2)
Sumber : Steenis. 2008. Flora. Jakarta : Pradnya Paramitha
|
Menurut Plantamor
(2011) adapun sistematika tumbuhan Badotan (Ageratum conyzoides L)
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Compositales
Family
: Compositaceae
Genus
: Ageratum
Spesies : Ageratum
conyzoides L.
|
PEMBAHASAN
Dari percobaan dapat
diamati secara jelas bentuk dan cirri dari tumbuhan Ageratum conyzoides yaitu dengan melihat morfologinya dimulai dari
akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Akar Ageratum conyzoides memiliki sistem
perakaran tunggang dengan banyak cabang. Akar tersebut keluar dari pangkal
batang yang tegak dan kadang-kadang terbaring. Berwarna coklat keputih-putihan.
Akarnya tidak memiliki tudung akar.
Batang Ageratum conyzoides berbentuk bulat dan
tegak dan berambut panjang. Biasanya pada batang Ageratum conyzoides ini ditemukan rambut-rambut halus yang letaknya
jarang. Berwarna hijau dan rambut-rambut halus yang tumbuh tersebut berbentuk
hijau.
Daun Ageratum conyzoides berbentuk bulat
telur dengan pangkal membulat, letaknya saling berhadapan dan bersilang,
panjang, tepi daunnya berinngit atau bergerigi kasar, dan diatas helaian daun
terdapat bulu-bulu. Tulang daun Ageratum
conyzoides menyerip dan ujung daun tersebut runcing.
Bunga Ageratum conyzoides berwarna putih
keunguan dan memiliki bongkol yang panjang. Daun mahkota berbentuk tabung
sempit hampir menyerupai bentuk lonceng. Bunga majemuk dan tangkai yang
berambut.
Buah Ageratum conyzoides termasuk dalam buah
keras dengan bentuk persegi lima yang runcing. Buah Ageratum conyzoides memiliki rambut sisik berwarna putih dan
bentuknya kecil dan memiliki buah yang berwarna hitam.
Biji Ageratum conyzoides berbentuk bulat.
Biji Ageratum conyzoides berwarna
hitam, sangat ringan, dan ukurannya sangat kecil. Biji Ageratum conyzoides memiliki bulu-bulu, permukaannya licin dan biji
dilindungi karangan bunga.
Dalam pembuatan herbarium tanaman ini perlu
dijaga suhu dan aerasi udara pada tanaman yang akan dikeringkan suhu yang
terlalu tinggi atau rendah akan mengakibatkan bahan menjadi rusak atau
terserang jamur, sedangkan apabila apabila aerasi udara tidak bagus maka bahan
herbarium akan butuh lama untuk kering dan akhirnya dapat menjadi rusak.
KESIMPULAN
1. Identifikasi
menurut Tjitrosoepomo adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat
dalam sistem klasifikasi jadi bisa disimpulkan bahwa identifikasi merupakan
pengenalan termasuk nama termasuk nama, tempat dalam klasifikasi. Ageratum conyzoides merupakan tanaman
yang tergolong dalam kelas dikotil dan dan
termasuk dalam ordo Asterales dan family Asteraceae. Ateraceae ini
biasanyaa berupa herba, tegak atau berbaring dan dari bagian ini keluar
akarnya. Batang berbentuk bulat. Daun bawah berhadapan dan bertangkai cukup
panjang yang teratas tersebar dan bertangkai pendek, helaian daun bulat telur,
beringgit. Bongkol bunga kelamin satu macam, atau lebih jadi karangan bunga
bentuk malai rata yang terminal. Bunga sama panjang dengan daun pembalut.
Mahkota dengan tabung sempit dan pinggiran sempit bentuk lonceng berlekuk. Buah
keras persegi, runcing panjang.
2. Herbarium
merupakan suatu specimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan
melalui metode tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuan
tersebut. Cara pembuatan herbarium Ageratum conyzoides L yaitu
pengumpulan tanaman yang kering untuk keperluan studi maupun pengertian, tidak
boleh diabaikan. yaitu melalui pengumpulan, pengeringan, pengawetan, dan
dilakukan pembuatan herbarium.
SARAN
1. Dalam
melakuakan identifikasi sebaiknya harus dilakukan secara teliti, karena salah
sedikit saja sudah berbeda baik itu family,
genus dan lain-lain.
2. Dalam
pembuatan herbarium kering sebaiknya tidak dikeringkan terpapar langsung
dibawah sinar matahari sebaiknya ditutup atasnya menggunakan kertas karena
struktur yang dihasilkan akan lebih bagus dan warnanya tidak terlalu gosong.
DAFTAR PUSTAKA
Simpson, Michael G. 2006. Plant
Systematics. Oxford : Elsevier s Science & Technology Rights
Departement
Setyawan, A. D, Indrowuryanto, Wiryanto,
Winarno, K dan Susilowati, A. 2005. Tumbuhan
Mangrove di Pesisir Jawa
Tengah. Jurusan Biologi FMIPA. Universitas Sebalas
Maret. Surakarta
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksanomi
Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Van Steenis, C.G.G.J. 2003. Flora. PT. Pradnya Paramita: Jakarta
Diakses tanggal 10 Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar