Minggu, 24 Mei 2015

Faktor yang mempengaruhi Kualitas Tidur

Faktor yang mempengaruhi Kualitas Tidur
Kebutuhan dasar bagi manusia merupakan unsur yang penting dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan. Abraham Maslow mengemukakan teori khirarki kebutuhan yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu, kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan dan perlindungan, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, serta kebutuham aktualisasi (Potter & Perry 2005 dalam Agustin 2012). Seseorang akan mengalami irama siklus sebagai bagian dari kehidupan mereka. Perubahan irama fisiologis tubuh berulang setiap 24 jam mengikuti perputaran siang dan malam yang teratur, irama tersebut dikenal sebagai irama sirkadian (Mubarok, 2007). Waktu tidur dan terjaga yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, orang akan beraktivitas pada siang hari dan akan tertidur pada malam hari, tetapi ada juga orang yang bekerja pada malam hari dan saat siang hari beristirahat (Agustin, 2012).
Dilihat dari beberapa penjelasan diatas mengenai tidur, tidur bisa dikatakan sebagai kebutuhan fisiologis yang terjadi karena perubahan stuktur kesadaran yang ditandai tingkat kesadaran dan respon terhadap stimuli. Dalam pelaksanaannya beberapa masyarakat Indonesia ada yang mengeluh mengenai kualitas tidur mereka seperti para pekerja malam, para pekerja shift dan lain sebagainya. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur seseorang diantaranya penyakit, lingkungan, latihan fisik dan kelelahan, stres emosional, kebiasaan sebelum tidur, konsumsi obat dan substansi, dan diet. Adanya gangguan tidur berarti individu belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Masalah-masalah yang muncul karena gangguan tidur jika tidak diatasi dengan segera, akan mengganggu kesehatan fisik dan emosi yang akan menurunkan kesehatan mereka.

A.       Definisi Tidur
Tidur menurut Maas (2002) dalam Nashari (2002) adalah suatu keadaan saat kesadaran seseorang menjadi turun, tapi aktivitas otak tetap memainkan perannya. Tidur merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan kesadaran, berkurangnya aktivitas pada otot rangka dan penurunan metabolisme (Harkreader dkk 2005 dalam Agustin 2012). Menurut Kozier dkk (2004) dalam Diana (2002) mengatakan tidur adalah kebutuhan dasar manusia yang merupakan proses biologi universal yang minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan proses fisiologi tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Menurut Lilis dkk (2001) dalam Komalasari (2012) mendefinisikan tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.
Jadi bisa disimpulkan bahwa tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang ditandai berkurangnya aktivitas organ pada tubuh manusia akan tetapi aktivitas otak tetap berjalan.
B.        Tahap-tahap Tidur
Ibrahim (2013) mengatakan bahwa tidur terbagi dalam dua kondisi yang dikenal sebagai tidur tanpa gerak cepat mata (non-rapid-eye-movement—NREM) dan tidur dengan gerak cepat mata (rapid-eye-movement—REM). Kedua kondisi ini berlangsung dalam siklus sembilan puluh menit yang berulang lima hingga enam kali semalam dan mencangkup sekurang-kurangnya empat tahap NREM dan REM.
Tidur NREM adalah sumber munculnya tidur REM. Secara keseluruhan berikut merupakan tahap-tahapan tidur (Guyton and Hall, 1997):
a.      Tahap 1 : NREM
Tahap transisi antara mengantuk dan tertidur ditandai dengan penurunan aktivitas fisiologis yang dimulai dengan menutupnya mata, pergerakan lambat, otot berelaksasi serta penurunan secara bertahap anda-tanda vital dan metabolisme menurunnya denyut nadi, tahap ini berakhir selama 5-10 menit.
b.      Tahap 2 : NREM
Tahap tidur ringan, denyut jantung mulai melambat, menurunnya suhu tubuh, dan berhentinya pergerakan mata, masih relatif mudah untuk terbangun, tahap ini akan berakhir 10-20 menit.
c.       Tahap 3 : NREM
Tahap awal dari tidur yang dalam, laju pernapasan dan denyut jantung terus melambat karena sistem saraf parasimpatik semakin mendominasi, otot skeletal semakin berelaksasi, terbatasnya pergerakan dan mendengkur mungkin saja terjadi. Pada tahap ini seseorang yang tidur sulit dibangunkan, tahap ini berakhir 15-30 menit.
d.      Tahap 4 : NREM
Tahap tidur terdalam, tidak ada pergerakan mata dan aktivitas otot, tahap ini ditandai dengan tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibandingkan selama terjaga dan laju pernapasan dan denyut jantung menurun sampai 20-30%. Seseorang yang terbangun pada saat tahap ini tidak secara langsung menyesuaikan diri, sering merasa pusing dan disorientasi untuk beberapa menit setelah bangun dari tidur.
e.      Tahap REM
Ditandai dengan pergerakan mata secara cepat ke berbagai arah, pernapasan cepat, tidak teratur, dan dangkal, otot tungkai, mulai lumpuh sementara, meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah. Pada pria terjadi ereksi penil sedangkan pada wanita terjadi sekresi vagina, durasi dari tidur REM meningkat pada siklus dan rata-rata 20 menit.
C.        Siklus Tidur
Pada orang dewasa terjadi 4-5 siklus setiap waktu tidur. Setiap siklus tidur berakhir selama 80-120 menit. Tahap NREM 1-3 berlangsung selama 30 menit kemudian diteruskan ke tahap 4 kembali ke tahap 3 dan 2 selama kurang lebih 20 menit. Tahap REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit, melengkapi siklus tidur yang pertama (Potter & Perry, 2005 dalam Agustin 2012).
D.       Pola Tidur
Menurut Harkreder dkk (2007) dalam Prayitno (2012) mengatakan bahwa pola tidur yang dimiliki setiap orang seperti halnya jam, tubuh individu dapat mamahami kapan waktunya untuk tertidur dan kapan waktunya untuk bangun. Seseorang yang memiliki pola tidur bangun yang teratur menunjukan tidur yang berkualitas dan performa yang lebih baik daripada orang yang memiliki pola tidur-bangun yang berubah-ubah.
E.        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
Kualitas tidur merujuk pada kemampuan seseorang untuk dapat tidur dan mendapatkan tidur REM dan NREM yang tepat. Kualitas tidur adalah jumlah total waktu tidur seseorang. Faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur, yaitu (Ibrahim, 2013) :
a.      Penyakit
Sakit yang menyebabkan nyeri dapat menimbulkan masalah tidur. Seseorang yang sedang sakit membutuhkan waktu tidur lebih lama dari pada keadaan normal. Sering sekali pada orang sakit pola tidurnya juga akan terganggu karena penyakitnya seperti rasa nyeri yang ditimbulkan oleh luka, tumor atau kanker pada stadium lanjut.
b.      Lingkungan
Lingkungan dapat mendukung atau menghambat tidur, temperatur, ventilasi penerangan ruangan, dan kondisi kebisingan sangat berpengaruh terhadap tidur seseorang.
c.       Kelelahan
Kelelahan akan berpengaruh terhadap pola tidur seseorang. Semakin lelah seseorang akan semakin pendek tidur REMnya.
d.      Gaya hidup
Orang yang bekerja shift dan sering berubah shift nya harus mengatur kegiatannya agar dapat tidur pada waktu yang tepat. Keadaan rileks sebelum istirahat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk dapat bisa tidur.
e.      Stres emosi
Depresi dan kecemasan seringkali mengganggu tidur. Seseorang yang dipenuhi dengan masalah mungkin tidak bisa rileks untuk bisa tidur. Kecemasan akan meningkatkan kadar norepinephrin dalam darah yang akan merangsang sistem saraf simpatetik. Perubahan ini menyebabkan berkurangnya tahap IV NREM dan tidur REM.
f.        Obat-obatan dan alkohol
Beberapa obat-obatan berpengaruh terhadap kualitas tidur. Obat-obatan yang mengandung diuretic menyebabkan insomnia, anti depresan akan memsupresi REM. Orang yang minum alkohol terlalu banyak seringkali mengalami gangguan tidur.
F.         Fungsi Tidur
Menurut Dewit (2001) dalam Komalasari (2012), istirahat dan tidur yang cukup adalah sangat penting bagi kesehatan dan pemulihan dari kondisi sakit. Menurut Kozier (2004) dalam Agustin (2012), tidur menggunakan kedua efek psikologis pada jaringan otak dan organ-organ tubuh manusia. Potter (2005) dalam Komalasari (2012) berpendapat bahwa, selama tidur NREM bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung dan selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap IV) tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak. Menurut Aman (2005) dalam Prayitno (2012), tidur memang sangat penting bagi tubuh manusia untuk jaringan otak dan fungsi organ-organ tubuh manusia karena dapat memulihkan tenaga dan berpengaruh terhadap metabolisme tubuh. Istirahat tidak hanya mencangkup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan dalam aktivitas, menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau masalah-masalah lainnya (Ibrahim, 2013).
Sehingga bisa disimpulkan bahwa tidur berfungsi untuk mengembalikan tenaga untuk beraktifitas sehari-hari, memperbaiki kondisi yang sedang sakit, tubuh menyimpan energi selama tidur dan penurunan laju metabolik serta menyimpan persediaan energi tubuh.
G.       Gangguan Tidur
a.      Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur  atau sering tejaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali, untuk menyembuhkan insomnia maka terlebih dahulu harus dikenali penyebabnya, artinya, kalau disebabkan penyakit tertentu, maka untuk mengobatinya maka penyakitnya yang harus disembuhkan terlebih dahulu (Choppra, 2003).
b.      Hipersomnia
Merupakan kebalikan dari insomnia. Hipersomnia merupakan kelebihan tidur lebih dari 9 jam di malam hari dan biasanya berkaitan dengan gangguan psikologis seperti depresi atau kegelisahan. Kerusakan sistem saraf pusat dan gangguan pada ginjal atau hati atau gangguan metabolisme (Alimul, 2006).
c.       Parasomnia
Merupakan suatu rangkaian gangguan yang mempengaruhi tidur anak-anak seperti somnabulisme (tidur berjalan), ketakutan dan enuresis (mengompol). Gangguan ini sering dialami anak secara bersama, diturunkan dalam keluarga atau genetis dan cenderung terjadi pada tahap III dan IV tidur NREM (Alimul, 2006).
d.      Narkolepsi
Narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak pada siang hari, sering disebut sebagai serangan tidur. Penyebabnya tidak diketahui tetapi tidak diperkirakan akibat kerusakan genetik sistem saraf pusat (Aman, 2005 dalam Prayitno 2012).


Daftar Pustaka
Ibrahim, 2013, Misteri Tidur, (Edisi 1), Penerjemah : S.A. Rizal, Zaman, Jakarta
Aziz, Alimul, 2006,Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Madika
Guyton, A. C. and, J.E., 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedoktern Edisi 9. Jakara: EGC
Mubarak, dkk, 2007, Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC
Choppra, D, 2003, Tidur Nyenyak, Mengapa Tidak ? Ucapkan Selamat Tinggal pada Insomnia. Yogyakarta: Ikon Teralitera
Nashari, Hakim, 2004, Menggapai Prestasi Puncak dengan Meningkatkan Kualitas Tidur dan Kualitas Mimpi. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Agustin, Destiana, 2012, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur  Pada Pekerja Shift Di PT Krakatau Tirta Industri Cilegon. (Skripsi), UI, Depok
Diana, Rahmi, 2002, Perbedaan Kualitas Mahasiswa Tidur Laki-laki dan Mahasiswa Perempuan. (Skripsi), UII, Yogyakarta
Prayitno, 2012, Jurnal Kedokteran Trisakti, Gangguan Pola Tidur pada Kelompok Usia Lanjut dan Penatalaksanaanya, Vol.21 No.1: 24-28
Komalasari, Dewi, Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Ibu Hamil. (Skripsi), UNPAD, Bandung



1 komentar:

  1. Triton - Titanium Tail Brake - The Triton Factory
    This titanium exhaust wrap Triton is a titanium tube two piece model 2 piece steel steel harness head titanium tubing that will allow you to ford escape titanium 2021 easily 2017 ford focus titanium change the positions of your rear razor blades.

    BalasHapus